Tari
ini berasal dari dataran tinggi tanah Gayo. Di ciptakan oleh seorang
Ulama Aceh bernama Syekh Saman. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan
permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar
masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan
syair-syair yang berisi Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman
menjadi media dakwah saat itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah
kolong Meunasah (sejenis surau, saat itu bangunan aceh masih bangunan
panggung). Sehingga mereka tidak akan ketinggalan untuk shalat
berjamaah.
Selain
posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari
saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang
disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok,
yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan
seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi
(horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti
mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar
seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman.
Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan
dalam gerak tari saman.
Karena
tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di
gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan
bunyi-bunyian tersebut:
1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
Dan
nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana
cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek,
yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang
tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Dalam
setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan
suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak
hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai
lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya
dalam memainkan perannya masing-masing. Itulah sekelumit tentang fungsi
formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam
pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami
tarian Saman.
Dalam
penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya
keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 - 12 penari, akan
tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 - 17 penari. Yang mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
* Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat
adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam seudati) titik sentral dalam
Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang
dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan
lawan main (Saman Jalu / pertandingan)
* Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal
* Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit
adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan
pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit).
Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga penari menyatu tanpa
antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan
keserempakan gerak.
* Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang
adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari yang
duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung
tari juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar tetap
rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun
(pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan
dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat
dan terhujam dalam, sukar di cabut.
Sejalan
kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang
manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai
kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam
perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya
kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi
dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya
pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini
Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya
nusantara namun sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini
berharap semoga tari Saman bisa terus menggema.
ku persembahkan tulisan ini untuk rakyat aceh........
Referensi : http://dumtrek.blogspot.com/2012/04/sejarah-tarian-saman-nanggroe-aceh.html