Sebelum melakukan ini para pemuda harus mengikuti ritual khusus.
Susunan batu yang akan dilewati terbilang tinggi untuk orang awam.
Bentuk susunan batu ini seperti piramida dan permukaan atasnya datar,
tingginya sekitar 2 meter dengan lebar 90 centimeter, dan panjangnya
yang mencapai 60 centimeter. Bukan hanya sekadar melampui susunan batu
tapi juga harus memiliki teknik yang baik agar terhindar dari cidera.
Para pemuda yang sudah siap dengan pakaian adat berlari, kemudian
menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu agar bisa melewati
bangunan tinggi ini. Menurut cerita, tradisi ini awalnya hanyalah
sebagai alat untuk menguji mental dan fisik pria Nias. Selain itu,
setiap laki-laki yang ikut berperang wajib sebelumnya lulus dalam ritual
lompat batu ini. Dan, yang paling penting untuk para pemuda Nias jika
mereka tidak bisa melakukan tradisi ini maka mereka belum boleh meminang
seorang gadis. Hal ini dikarenakan, bagi mereka yang tidak berhasil
melompati batu tersebut dianggap belum pantas untuk menikah.
Satu lagi yang perlu diketahui, ternyata tidak semua wilayah Nias ada
tradisi lompat batu. Tradisi lompat batu hanya ada di kampung-kampung
tertentu. Bagi wisatawan yang ingin melihat tradisi ini secara langsung
bisa berkunjung ke Desa Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera
Utara.
Untuk menuju Nias wisatawan dapat memilih dua jalur yang bisa
dilewati, yaitu jalur laut dan jalur udara. Bila ingin melewati jalur
laut perjalanan bisa dimulai dari Pelabuhan Sibolga. Perjalanan ini
ditempuh menggunakan kapal cepat dalam watu tempuh sekitar 4 jam. Akan
tetapi,bila ingin melakukan perjalanan yang lebih cepat bisa melewati
jalur udara. Perjalanan bisa memulai dari Bandara Polonia Medan dan
ditempuh hanya sekitar 1 jam untuk sampai di Nias.
Referensi : http://travel.detik.com/read/2011/09/26/160338/1730722/1032/tradisi-lompat-batu-nias
0 komentar:
Posting Komentar